5 Kesalahan saat Menyiapkan Bekal Anak

5 Kesalahan saat Menyiapkan Bekal Anak

Bagikan :


Menyiapkan bekal anak untuk sekolah adalah salah satu cara untuk mencukupi kebutuhan nutrisinya saat di sekolah. Selain lebih ekonomis, membawakan bekal untuk anak juga mencegah anak untuk jajan sembarangan, terutama jajanan yang mengandung zat berbahaya seperti zat pengawet atau pewarna tekstil. Sayangnya, terkadang bekal anak kembali dalam keadaan utuh atau hanya habis sebagian. Jika Anda sering mengalaminya, mungkin ada kesalahan saat menyiapkan bekal untuk anak yang tidak disadari.

Saat anak tidak menghabiskan bekal yang Anda siapkan, jangan tergesa-gesa menyalahkan anak. Bisa jadi, anak tidak menghabiskan makanannya karena kesalahan saat menyiapkan bekal berikut ini, seperti dilansir dari laman Very Well Fit:

1. Fokus hanya satu kelompok makanan

Coba perhatikan lagi menu yang Anda sajikan untuk si kecil. Terkadang orang tua menyiapkan menu hanya fokus pada satu kelompok makanan saja. Misalnya, anak menyukai produk olahan susu maka Anda menyiapkan sekotak susu, yoghurt dan stik keju. Contoh lain ketika anak menyukai menu ayam, maka Anda menyajikan nugget ayam dan telur ayam. Meskipun anak menyukainya, namun anak bisa merasa bosan dan ia juga membutuhkan variasi makanan agar nutrisinya tercukupi. 

2. Makanan disajikan dalam suhu dingin

Menu bekal anak biasanya disiapkan pagi hari saat anak berangkat sekolah. Sedangkan bekal baru mulai disantap saat makan siang. Kondisi makanan tentu sudah tidak sehangat saat Anda menyiapkannya pagi tadi. Perubahan suhu makanan dapat berpengaruh pada rasa makanan yang dapat membuat anak kurang selera makan. Untuk itu, pertimbangkan membawakan bekal anak pada tas kemasan yang dilengkapi fasilitas pemanas atau penjaga suhu agar suhu makanan tetap terjaga. Makanan dengan suhu yang terjaha bukan hanya meningkatkan selera makan anak namun juga menjaga kontaminasi bakteri.

3. Terlalu banyak karbohidrat

Salah satu kesalahan yang sering dilakukan saat menyiapkan bekal adalah terlalu banyak karbohdirat pada kotak makan anak. Misalnya, menu anak adalah nasi putih dengan mie, atau roti panggang dan kentang goreng. Keduanya adalah menu karbohidrat yang membuat anak cepat kenyang sehingga tidak menghabiskan bekalnya.

4. Terlalu banyak menu

Terkadang orang tua ingin anak punya banyak menu pilihan makanan agar semangat menyantap bekal makan siangnya. Orang tua kemudian menyediakan beragam menu lengkap yang justru membuat anak kebingungan menghabiskan bekalnya. Selain itu, porsi menu yang dibawakan umumnya terlalu banyak sehingga bekal anak tidak habis.

Untuk mengatasinya, siapkan bekal anak dengan menu gizi seimbang (karbohidrat, lauk pauk, serat dan buah) namun dalam porsi secukupnya.

5. Menu makanan tidak variatif

Wajar jika anak memiliki makanan kesukaan, namun bukan berarti Anda hanya menyajikan makanan yang disukai oleh anak sepanjang waktu. Variasikan menu bekal anak dengan kombinasi jenis yang berbeda setiap harinya agar anak tidak bosan dan untuk mencukupi kebutuhan nutrisinya.

Agar menu bekal anak dapat dikonsumsi secara optimal, luangkan waktu bersama anak untuk merancang menu bekal selama seminggu ke depan. Selain menentukan menu, Anda juga dapat mengajak anak untuk membuat dan menyiapkan menu bersama ke kotak bekal. Dengan cara ini, anak dapat lebih antusias menyantap menu bekal mereka karena terlibat saat pembuatannya.

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Kamis, 13 April 2023 | 20:55

Chai, C (2016). Back to school: 8 mistakes you’re making when packing lunch for your kids. Available from: https://globalnews.ca/news/2944518/back-to-school-8-mistakes-youre-making-when-packing-lunch-for-your-kids/

White, D (2021). 6 School Lunch Mistakes to Avoid. Available from: verywellfit.com/school-lunch-fails-and-how-to-avoid-them-4151802